
Ocean Plastic Prevention Accelerator (OPPA) menggunakan media pemetaan alur sampah berbentuk board game untuk memverifikasi hasil temuan tim kami terkait peta alur sampah di Surabaya pada tahun 2019. Melalui metode ini, kami mendapatkan pengetahuan tambahan mengenai seluk-beluk ekosistem pengelolaan sampah Surabaya. Diskusi-diskusi yang terjadi selama melakukan kegiatan ini mampu memberikan wawasan berharga tentang bagaimana sistem pengelolaan sampah dilihat oleh berbagai pemangku kepentingan. Kami pun menghadirkan versi digital agar dapat dimanfaatkan oleh organisasi di kota-kota lain di Indonesia.
OPPA baru-baru ini berkolaborasi dengan peserta Waste Community Accelerator cohort 3 iLitterless, sebuah organisasi penanganan sampah di Malang, untuk menggunakan alat pemetaan alur sampah. Acara yang berlangsung selama dua hari ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Daur Ulang Sedunia.
Tim OPPA sangat antusias mengadakan acara publik hybrid pertama untuk tahun ini. Antusiasme dan partisipasi aktif juga datang dari para peserta yang terdiri dari tujuh pemuda dari berbagai himpunan mahasiswa di lingkungan Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang.

Media pemetaan alur sampah ini mirip dengan permainan ular tangga, dimana setiap peserta memilih pion sampah yang mewakili salah satu jenis sampah (contoh: botol PET, kantong plastik sekali pakai, mainan plastik, sampah organik, dll.), dan memilih titik awal dari mana sampah itu berasal (bisa dari rumah tangga, kantor, atau tempat wisata). Fasilitator akan melempar dadu untuk menentukan jumlah langkah, lalu berdasarkan pengalaman dan pengetahuan para peserta, mereka harus memetakan gerakan sampah. Sampah akan melewati berbagai pelaku di sektor pengumpulan, sektor pemilahan, pasar akhir, dan pembuangan akhir.
Sepanjang permainan, peserta juga akan menemukan berbagai kartu yang berisi fakta, intervensi, dan tantangan yang terkait berbagai permasalahan, kebijakan dan inovasi sampah plastik yang ada. Kartu-kartu ini akan mendorong terjadinya diskusi dan diharapkan dapat membantu mengidentifikasi solusi yang relevan untuk permasalahan sampah pada konteks lokal.

Perbincangan menarik terjadi seputar keterjangkauan atau biaya gaya hidup zero-waste yang masih mahal, tanggapan terhadap implementasi peraturan pemerintah, kampanye pemilahan sampah untuk pelajar, pembakaran sampah, peningkatan kapasitas untuk bisnis sampah, pajak untuk produksi plastik murni, dan banyak lainnya.
Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Brawijaya Faqih Ahmad Ghifary membagikan pendapatnya mengenai kegiatan ini, “Setelah berpartisipasi, saya mendapatkan wawasan baru tentang pengelolaan sampah dan menjadi sadar tentang perspektif peserta lainnya berdasarkan diskusi.”

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Nurul Qomariah menyetujui dan berkomentar bahwa “Media ini sangat keren! Saya belajar banyak tentang alur dan ekosistem sampah, dan saya pikir media ini harus digunakan lebih luas lagi, karena saat ini kebanyakan orang di sekitar saya hanya tahu bahwa sampah hanya diambil oleh pemulung.”
Jika organisasi atau komunitas Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang media pemetaan alur sampah dan cara menggunakannya, silakan hubungi kami (oppa@secondmuse.com), kami akan dengan senang hati membantu!